Ditilik dari fitur-fitur yang disediakan, G2T-75 hadir lebih low-end dengan menghilangkan beberapa komponen tambahan. Tidak ada kamera Webcam internal, koneksi Bluetooth, port video-out S-video (hanya tersedia port D-sub), dan juga - seperti model Advan lainnya - modem internal. Menurut vendor-nya, ini tak lain untuk menekan harga jual dan juga karena sebagian pengguna mobile kurang memerlukan fungsi-fungsi tersebut.
Kesan sederhana timbul dari antarmuka notebook yang tak ramai, terlihat dari susunan tombol power dan shorcut serta lingkup touchpad. Tidak tampak fisnishing khusus yang menonjolkan desain, seolah-olah mengatakan notebook ini hanya untuk bekerja serius.
Meski hanya mengusung peranti multimedia standar, G2T-75 membagi susunan mikropon menjadi 2: pada bagian lis layar dan badan bawah notebook. Hal ini bermanfaat untuk memperluas area tangkapan suara dari sang pengguna kala melakukan aktivitas yang melibatkan perekaman audio.
Agar kinerjanya lebih baik, G2T-75 mengandalkan prosesor T5750 berkecepatan 2GHz. Dibandingkan memakai seri Core 2 Duo terbaru dengan bandwidth besar, Advan kelihatannya lebih suka berkonsentrasi pada besaran clock inti saja dengan pertimbangan selisih harga.
Antara T7250 dan T5750 yang sama-sama ber-clock 2GHz memang hanya beda di FSB. Tentu saja FSB lebih rendah akan lebih murah. Strategi marketing macam inilah yang kerap kurang diperhatikan konsumen. Apa pun model strategi mereka yang jelas harga dan jaminan servis menjadi faktor penting bagi calon pembeli.
***Dari sisi desain, Advan G2T-75 tampil ala kadarnya. Namun perbandingan harga dan kinerjanya memang lebih meyakinkan. Kinerja untuk aktivitas office tidak mengecewakan bila dibandingkan model sebelumnya (GT55) dengan clock CPU lebih rendah. Namun baterenya yang hanya 2200mAh kurang leluasa untuk dipakai di luar ruangan - daya tahan batere memang masih menjadi problem rata-rata notebook ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar